Muara Enim, 19 Juli 2025 — Komitmen nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa mulai dijalankan melalui kerja sama antara Universitas Sumatera Selatan (USS) dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Provinsi Sumatera Selatan. Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dilakukan di Balai Desa Talang Balai, Kabupaten Muara Enim, sebagai bagian dari langkah awal membangun desa melalui pendekatan akademik dan pelatihan berkelanjutan.
Dalam kegiatan ini, Rektor USS diwakili oleh Wakil Rektor II, Rabin Ibnu Zainal, S.E., M.Sc., Ph.D. Sementara dari APDESI Sumsel, penandatanganan dilakukan langsung oleh Ketua APDESI Sumsel yang juga merupakan Kepala Desa Talang Balai, Mulyanto, S.Ag.

Kesepakatan tersebut menitikberatkan pada penyelenggaraan Program Sarjana Inovator Desa, serta pengembangan kapasitas aparatur desa melalui jalur pendidikan tinggi. Lebih dari sekadar program akademik, kolaborasi ini menjadi wujud nyata pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat — dengan fokus utama pada wilayah pedesaan di Sumatera Selatan.
Kehadiran para tokoh penting turut memperkuat nilai strategis kegiatan ini. Di antara yang hadir adalah Anggota DPR RI Komisi II, Dr. H. Giri Rimanda Kiemas, M.M., Ketua Komisi II DPRD Sumsel, Ayu Nur Suri, S.E., M.M., serta Anggota DPRD Kabupaten Muara Enim, Mukarto, S.H. Dukungan dari unsur legislatif ini menjadi sinyal positif atas pentingnya kolaborasi pendidikan dan pemerintahan desa dalam pembangunan lokal.
Delegasi USS juga melibatkan unsur pimpinan dan dosen, antara lain Kepala Lembaga Penjamin Mutu & Akreditas (LPMA) USS, Budi Fachrudin, S.P., M.Si., serta dosen-dosen seperti Ismail, S.P., M.Si. dan Teuku M. Haqiqi, S.E., M.M., yang hadir untuk memperkuat jejaring akademik dalam program ini.
Program Sarjana Inovator Desa sendiri dirancang sebagai solusi konkret bagi kebutuhan pendidikan tinggi yang relevan dan terjangkau untuk aparatur desa serta pengurus kelembagaan desa. Dengan pendekatan yang berbasis pada konteks lokal dan didukung oleh institusi akademik, program ini diharapkan mampu mencetak lulusan sarjana yang berperan aktif dalam memajukan desa secara mandiri, inovatif, dan berkelanjutan.
Penandatanganan MoU ini bukan sekadar seremoni, melainkan menjadi pijakan penting menuju perubahan desa yang lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui kolaborasi ini, desa-desa di Sumatera Selatan diharapkan dapat menjadi ruang lahirnya inovasi, sekaligus laboratorium hidup bagi pengembangan pendidikan dan pengabdian kampus. (AK)